Bermula dari sebuah broadcast message mengenai kegiatan Pesantren Kilat pada bulan Ramadhan tahun 2014 lalu. Apa? Pesantren Kilat? Mendengar itu, mengingatkan aku pada jaman sekolah dulu. Menghabiskan dua hari satu malam bersama teman-teman sekolah, diwarnai dengan rentetan kegiatan keagamaan. Dari mulai tadarusan, mendengarkan ceramah, salat berjamaah, hingga menikmati berbuka puasa dan sahur bersama. Pesantren kilat seolah menjadi ritual sederhana dalam nuansa Ramadhan setiap tahunnya.
Tapi ada yang berbeda dengan kegiatan pesantren kilat dalam broadcast message itu. Apa bedanya? Pesantren kilat itu diadakan khusus untuk para karyawan, bukan untuk anak sekolahan. Biayanya bisa dibilang nggak murah, sebanding dengan tempat pelaksanaannya yang terbilang mewah.
Pesantren kilat khusus untuk karyawan itu dilaksanakan oleh komunitas RISKA (Remaja Islam Sunda Kelapa). Biaya pendaftarannya Rp 600.000,- per orang untuk kegiatan selama dua hari satu malam. Tempat pelaksanaannya di Hotel Alia, Cikini, Jakarta Pusat.
Oke, apa yang ada di pikiranmu ketika ada kegiatan keagamaan dengan biaya Rp 600.000,- per orang?
Pada saat itu, jujur, aku keberatan. Iya, aku berpikir, "Wah sayang banget nggak sih ngeluarin uang sebesar ini?"
Konyol!
Bukan, bukan. Bukan kegiatannya yang konyol. Aku yang konyol! Kenapa? Aku ngerasa 'berat' buat ngeluarin uang sebesar itu. Padahal bisa aja itu menjadi tabungan akhiratku. Sedangkan aku nggak pernah berpikir panjang ketika menghabiskan uang sebesar itu untuk membeli sepatu dan baju baru, bahkan digunakan untuk sekedar makan atau jalan bersama teman pun aku mau. Padahal kelak malaikat tidak akan menanyakan merk sepatu apa yang aku pakai? Tempat makan / tempat wisata apa yang sudah pernah aku kunjungi? Kayaknya malaikat akan lebih tertarik menanyakan kegiatan bermanfaat apa yang pernah aku ikuti?
Singkat cerita, kakakku kepengen banget ikut kegiatan pesantren kilat itu. Tapi dia nggak mau sendirian. Dia membujukku! Sedangkan aku tetap bersikap konyol karena nggak rela mengeluarkan uang sebesar itu.
Sampai pada akhirnya, kakakku bilang mau menanggung biaya pendaftaran pesantren kilat itu. Masya Allah... da aku mah apa atuh, ngeluarin uang Rp 600.000,- aja aku nggak rela. Sedangkan kakakku dengan senang hati mengeluarkan uang Rp 1.200.000,- demi mengikuti kegiatan itu!
Semoga Allah selalu melimpahkan rejeki yang barokah untukmu, kak... Aamiin.
Atas kebesaran hati kakakku satu-satunya itu, aku mengikuti pesantren kilat setelah kurang lebih lima tahun nggak ikutan kegiatan serupa (terakhir pas SMA).
Pesantren kilat untuk karyawan (SANLAT for Executive) adalah kegiatan yang luar biasa! Itu pertama kalinya aku merasakan kegiatan pesantren kilat yang mewah ala karyawan. Beruntungnya aku bisa mengikuti kegiatan itu dengan cuma-cuma dan memboyong ilmu yang sangat berguna. Alhamdulillah...
Dalam rentetan kegiatan pesantren kilat itu, aku belajar dari para narasumber yang luar biasa, diantaranya ada bunda Dr. Marwah Daud Ibrahim, mbak Peggy Melati Sukma, kang Ahmad Fuadi dan Ustad Fatih Karim.
1. Bunda Dr. Marwah Daud Ibrahim
Beliau adalah seorang penulis buku yang berjudul 'Pengembangan Kepribadian' dan 'Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan'. Beliau telah memiliki banyak penggemar sebab mampu memotivasi pembacanya untuk menjadi lebih baik lagi. Beliau memiliki program motivasi yang juga bernama 'Mengelola Hidup dan Merencanakan Masa Depan' atau yang biasa disingkat MHMMD, yang dijadikan sebagai ajang oleh beliau untuk terus memotivasi orang-orang Indonesia agar mereka mau berubah menjadi lebih baik.
Dalam kegiatan Pesantren Kilat itu, beliau berbagi ilmu mengenai bagaimana kita harus mengatur waktu dan memanfaatkan setiap kesempatan dalam hidup. Satu kalimat yang aku ingat beliau sampaikan saat itu adalah, "Kesuksesan bukan milik orang pintar, tapi milik orang yang mau mengelola hidupnya dengan tepat!"
2. Mbak Peggy Melati Sukma
Di kegiatan pesantren kilat itulah pertama kalinya aku melihat beliau lagi setelah sekian lama nggak muncul di layar kaca. Penampilannya, Masya Allah... Beliau terlihat sangat anggun dengan balutan busana syar'i-nya. Tutur bahasanya terdengar begitu menenangkan, jauh berbeda saat dulu terkenal dengan jargon "pussiiinggg..." di film Gerhana.
Dalam kesempatan berbagi ilmu secara langsung itu, beliau berbagi pengalaman mengenai perjalanan hijrahnya. Dari yang semula memakai pakaian serba mini demi mengejar duniawi, hingga kini menjadi aktivis yang memperjuangkan terwujudnya masyarakat Qur'ani. Masya Allah... Semoga Allah selalu melindungi beliau dalam setiap langkah hijrahnya. Aamiin. I'm proud of you, mba Peggy...
3. Kang Ahmad Fuadi
Sebelum kegiatan pesantren kilat itu, aku memang sudah tau kalau salah satu narasumbernya adalah penulis novel 'Negeri 5 Menara'. Tapi aku belum tau kalau beliau lah orangnya. Duh, malu! Aku juga belum baca novelnya. Lebih malu lagi karena aku juga belum nonton filmnya, padahal cerita dalam novel itu udah diangkat jadi film layar lebar kan ya?
Pembahasan singkat dalam kegiatan pesantren kilat itu bikin aku jadi kepo dan bertekad mau nonton filmnya. Harus! Ternyata sesuai dugaan, filmnya bagus, ceritanya penuh motivasi dan inspirasi. Dadaku sampai terasa sesak seolah ditikam berkali-kali sepanjang film itu diputar. Itu karena aku merasa 'belum menjadi apa-apa' di usiaku yang sekarang. Kalimat "Man Jadda Wajada" merupakan konsep yang ditanamkan kuat dalam film ini.
Ungkapan dari beliau yang masih kuingat sampai saat ini adalah, "Buatlah hidupmu menjadi lebih bermanfaat lewat menulis. Kata bisa lebih hebat dari peluru. Ketika menulis dari hati, pesannya akan sampai ke hati."
Beliau yang menginspirasiku untuk mulai menulis lagi, untuk mulai aktif di blog lagi. Oh iya, satu pesan dari beliau yang juga aku ingat adalah, "Pertimbangkan dulu apa yang mau kamu tuliskan, termasuk status-statusmu di media sosial. Karena ketika kamu udah 'nggak ada' nanti, media sosialmu akan menjadi salah satu cara bagi orang lain untuk mengenal bagaimana pribadimu."
Terima kasih, kang... Sejalan dengan yang baginda Rasulullah ajarkan, "berkata baik atau diam", kini aku belajar untuk lebih bijak dalam berucap. Aku mencoba lebih bijak dalam menggunakan media sosial untuk bercuap-cuap.
4. Ustad Fatih Karim
Ketika Ustad Fatih Karim muncul, suasana ruangan sempat menjadi agak riuh. Aku dengar-dengar, beliau sudah tenar di media sosial. Duh, kok aku kuper banget sih! Jangan-jangan update-nya malah gosip selebriti? Nia mah gitu orangnya... *eh, tapi kalau Ustad Felix aku tau kok.. bela diri!*
Ustad Fatih masih terlihat muda, dengan perawakan yang bisa dibilang mungil untuk ukuran cowok pada umumnya. Kalau aku ditanya, "apa materi yang Ustad Fatih sampein di Pesantren Kilat?" kayaknya aku nggak bisa jawab.
Kenapa? Rasanya waktu itu aku kayak lagi koma, nggak sadarin diri untuk beberapa lama.
Kok bisa? Di kesempatan berbagi ilmu itu, beliau mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait Islam. Iya, Islam. Agamaku. Hem, tunggu, tunggu! Dulu sih iya, aku dengan PDnya bilang kalau aku muslim dan aku cinta Islam. Tapi di Pesantren Kilat kali itu, rasanya kayak ditampar! Aku (dan kayaknya beberapa peserta lain juga) dibikin sadar kalau ilmu islamku masih sangat dangkal! Aku sampai berpikir, "Emang aku jadi muslim udah berapa lama sih?"
Ustad Fatih secara nggak langsung ngajarin aku untuk tau diri. Masih banyak ilmu Islam yang seharusnya aku gali. Aku ingat ada pesan yang disampaikan Ustad Fatih untuk seluruh peserta saat itu, "Pelajari dulu iman, sebelum pelajari halal dan haram. Kalau lebih dulu mempelajari halal dan haram tanpa didasari iman, maka akan kamu tinggalkan Islam!"
Begitulah...
Ustad Fatih menjadi narasumber terakhir dalam serangkaian kegiatan Pesantren Kilat kala itu. Kegiatan selesai dan kupikir semuanya usai. Tapi ternyata semuanya baru akan dimulai.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Komunitas RISKA, dengan Ustad Fatih sebagai salah satu narasumbernya, justru telah membuka pintu gerbang baru untukku dan untuk seluruh peserta kala itu.
Dari situ, kami mulai merencanakan sebuah kajian lanjutan untuk lebih mengenal islam, untuk lebih memperkokoh iman.
Alhamdulillah...
Terima kasih kak, udah 'maksa' aku untuk ikut kegiatan ini. Semoga semakin barokah rejekinya...
Terima kasih RISKA, udah menyelanggarakan acara yang keren ini. Semoga semakin berjaya dalam berkah-Nya...
-------------------------------------------------------------------------------------------
Oh iya, tahun 2015 ini RISKA ngadain kegiatan Pesantren lagi loh! Sayangnya bukan untuk karyawan..
Nih info lengkapnya, CEKIDOT!
Pesantren Ramadhan RISKA 1436 H
dengan tema "Ramadhanku Senikmat Makan Cokelat"
(buat kamu yang berusia 15-20 tahun)
Sabtu - Minggu, 20-21 Juni 2015, jam 07.00 - selesai
Tempat:
Graha Wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur
Kumpul Sabtu, 20 Juni 2015, jam 07.00 WIB di Masjid Agung Sunda Kelapa,
Menteng, Jakarta Pusat
Acaranya:
1. Workshop News @Net TV
2. Motivasi Semakin Lengket dengan Qur'an bersama 3 Hafidz Kembar (Hanan, Manan, Ihsan)
3. Kunjungan Bayt Qur'an TMII (Sejarah Qur'an di Indonesia)
4. Training Motivasi Semakin Dahsyat Bersama Bang Arief Dahsyat
5. Meet n Greet n Talkshow Bersama Cesar YKS Trans TV, Bacun Hakim, ustad Zacky Mirza, dan Herichan (MC)
HTM: 200.000 per orang sebelum 10 Juni 2015 (limited edition)
Setelah 10 Juni 2015: 250.000 per orang
Diskon spesial 50% bagi kamu yang mengajak 5 orang!
Untuk info lebih lanjut:
SMS, WhatsApp, Call
Idruz: 087878480318
Heni: 082112418722
Ikutin juga update dari RISKA di:
FB: Remaja Islam Sunda Kelapa
Twitter: @riskamenteng
Instagram: riskamenteng
Website: www.riska.or.id
JT Casino & Hotel - JamBase
BalasHapusBook JT Casino & Hotel & 의정부 출장샵 Save BIG on Your 시흥 출장샵 Next Stay! Compare Reviews, 충청북도 출장샵 Photos, & Availability w/ Travelocity. Start 대전광역 출장샵 Saving Today! Rating: 나주 출장샵 4 · 28 reviews