Selasa, 01 November 2016

Kehangatan dalam Kesederhanaan



"Hai, Topi! Bagaimana keadaanmu di atas sana?"

"Ah, kau ini! Masih saja senang menanyakan hal yang sama. Kau kan tau, kita sama-sama tidak punya alasan untuk mengeluh selagi Bapak tetap tersenyum dengan ikhlasnya. Malu!" kata Topi menjawab pertanyaan dari Sendal.

"Iya, kau benar, Top. Lalu, bagaimana dengan kau, Karung? Apa masih sanggup menampung?"

"Halah, tidak perlu ditanya! Beban yang aku tanggung masih belum ada apa-apanya dibandingkan apa yang harus ditanggung oleh punggung Bapak." kata Karung menanggapi.

*

Betapa bahagianya Topi karena bisa melindungi Sang Bapak dari teriknya matahari. Merasakan setiap titik peluh yang keluar malu-malu. Menikmati setiap kali tubuhnya basah oleh keringat Bapak yang menjemput rezeki dengan usaha sendiri.

Betapa bahagianya Sendal karena bisa melindungi Sang Bapak dari tajamnya bebatuan di jalan. Merasakan setiap titik kekuatan telapak kaki yang menjadi tumpuan. Mengiringi perjuangan setiap inchi langkah kaki Bapak yang menjemput rezeki dengan usaha sendiri.

Betapa bahagianya Karung karena bisa menyediakan ruang untuk barang-barang yang Bapak temukan sepanjang perjalanan. Merasakan bertambahnya setiap gram berat beban yang harus ditanggung oleh punggung. Meresapi setiap bisikan syukur kepada Ilahi Robbi dari mulut Bapak yang menjemput rezeki dengan usaha sendiri.

*

Topi, Sendal dan Karung sudah menjadi teman setia Bapak selama sekian tahun. Mereka paham betul bagaimana rasanya menjadi yang satu-satunya, menjadi benda yang berharga. Dijaga. Jelas beda dengan barang koleksi orang-orang kaya yang lebih sering disimpan di lemari, bahkan mungkin dilupakan ketika dianggap sudah tidak modern lagi.

*

Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Ibu pun sudah berdiri di tempat biasanya, bersiap menyambut kepulangan Bapak.

Bapak berjalan gagah menghampiri Ibu. Lengkap dengan sunggingan senyum yang paling mahal. Sebuah senyum keikhlasan. Ibu mencium punggung tangan kanan Bapak, disusul dengan Bapak yang mencium kening Ibu.

"Alhamdulillah, semoga besok lebih berkah." ucap Bapak dan Ibu bersamaan.

*

Itulah pemandangan favorit Topi, Karung dan Sendal setiap hari. Potret kehangatan sebuah keluarga dalam kesederhanaan. Dilengkapi sorot matahari petang yang menenangkan.

-Nici-
01/11/2016
#MalamNarasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar