Sabtu, 08 November 2014

Persahabatan dalam Perantauan

Jabat tanganku, mungkin untuk yang terakhir kali
Kita berbincang tentang memori di masa itu
Peluk tubuhku usapkan juga air mataku
Kita terharu seakan tidak bertemu lagi


Bersenang-senanglah
Karena hari ini yang 'kan kita rindukan
Di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang-senanglah
Karena waktu ini yang 'kan kita banggakan di hari tua


Reff:
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan
Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik untuk masa depan


Yap!
Lirik di atas adalah lagu dari SheilaOn7 yang judulnya, "Sebuah Kisah Klasik".
Lagu itu dirilis sekitar tahun 2000.
Wew! Kira-kira 14tahun yang lalu.

Lagu yang dirilis oleh Band asal Yogyakarta itu, menyapa telingaku lagi dengan sangat ramah, kira-kira dua hari sebelum Hari Wisuda.

Kalian pernah enggak ngerasa jadi inget sama seseorang kalo lagi dengerin lagu tertentu?

Pernah.

Bagus!
Aku ngerasain waktu itu.
Dibikin galau tingkat dewa gara-gara lirik lagu!
Langsung googling tentang lagu itu. Download. Terus dengerin berulang kali!

Lagu "Sebuah Kisah Klasik" itu ngingetin aku sama seorang wanita kesayangan yang saat ini udah balik ke kampung halaman.

Seorang wanita kesayangan yang udah ngabisin waktu kurang lebih 4,5tahun bareng-bareng di bangku kuliah.

Seorang wanita kesayangan yang selalu jadi partner ngebolang, nge-junk food, ngerumpi, nge-es krim, nge-FTV di kamar kosan,  nge-date sambil buka puasa bareng di kamar kosan, nguli-ah (ngebut ngerjain tugas-tugas kuliah), nge-boring sambil nunggu dosen buat bimbingan, nguatin buat tetep optimis maju daftar sidang, dan sebagainya!

4,5tahun! Terlalu banyak memorinya..

Ah, bahkan ngetik ini pun bikin mau netesin air mata!

Waktu itu,
dua hari menjelang wisuda, aku baru sadar kalo ia akan kembali ke kampung halaman tepat di Hari Wisuda!

Artinya, Hari Wisuda nanti adalah hari terakhir aku ketemu sama dia (seenggaknya, sebelum bikin janji untuk ketemu di lain waktu).

Aku baru menyadari itu saat aku cuma punya waktu dua hari!

Enggak nyangka, setelah Hari Wisuda nanti, aku akan dipisahkan oleh jarak beratus-ratus kilometer (Jakarta-Cirebon).
Enggak nyangka, setelah Hari Wisuda nanti, aku enggak akan bisa lagi dengan mudahnya ketemu, ngebolang, nge-junk food, ngerumpi, ataupun sekedar nikmatin weekend bareng di kamar kosan.

Rasanya mirip-mirip kayak putus sama pacar!
Sedih...
Enggak nyangka harus dipisahkan secepat itu.

Akhirnya, aku mencoba 'memutar' otak.
Apa yang bisa aku buat dalam waktu menjelang dua hari lagi?
Saat itu kondisinya pun banyak hal yang harus dipersiapkan untuk wisuda, seperti kebaya, make-up dan sebagainya.

Sempat terpikir untuk bikin semacam Movie Maker dengan lagu SheilaOn7 itu sebagai backsound-nya. Tapi, aku enggak ahli di bidang itu. Lagipula, berkreasi dengan tangan sendiri kayaknya lebih seru!

Akhirnya aku memutuskan untuk memberikan ia sebuah album foto. Berharap album foto itu bisa membantu mengabadikan moment-moment yang udah pernah kami lewatin bareng-bareng.

Jeng-jeng!
Inilah penampakan cover album fotonya...




Album foto biasa, yang aku beli di salah satu toko, di sebuah Mall deket kampus.

Album foto itu seenggaknya merangkum beberapa moment kebersamaan, tentang sebuah persahabatan di kota perantauan(-nya).

Saat aku menanyakan,
"bagian mana yang menjadi favoritmu dalam album foto itu?"

Ia mengirimkan kedua foto ini via WhatsApp.

Favorite 1:
Ini adalah foto di Ruang Perpustakaan Jurusan di Kampus, tanggal 21 Februari 2014 lalu.



Ia bersama beberapa wanita kesayanganku yang lain, merencanakan sebuah Surprise Party karena hari itu bertepatan dengan Hari Ulang Tahunku.
Masih terekam jelas dalam memori, aku digiring oleh teman-temanku menuju Ruang Perpustakaan Jurusan sesaat setelah kami selesai menandatangani ijazah S1 kami.

Favorite 2:
Ini adalah foto aku bersamanya, tepat di Hari Sidang Skripsi.



Yap!
Seragam hitam putih.
Foto ini menjadi bukti bahwa kami telah berhasil mencapai salah satu impian kami... SIDANG SKRIPSI! Demi meraih gelar sarjana kami...

Sampai detik ini pun, masih melekat rasa haru tiap kali membuka memori itu.
Dulu, kami sangat pesimis dapat menyelesaikan jenjang S1 kami tepat waktu.

Sempat ingin menyerah dan mengambil resiko untuk mundur satu semester lagi.
Tapi kemudian kami mencoba saling menguatkan diri.

"Berjuang sampai titik akhir", itu janji kami...
(ketika seolah hanya keajaiban yang bisa membawa kami ikut SHP di semester 099)


Ah!
Sungguh tak terbayarkan rasanya..
Melangkah, berjuang bersama..
Mengubah impian, menjadi kenyataan.
Saling menguatkan, saling mendoakan.



Seorang Partner Seperjuangan
Terima kasih kepada Siti Hajjar atas hangat pelukan, senyuman, dan dukungan selama pasang surut proses penyelesaian skripsi ini.
“Kalau kita bisa wisuda bareng nanti, gue akan jadi orang pertama yang meluk lo dengan penuh rasa bangga!”, merupakan janji yang sempat kuucapkan padanya ketika kami hampir menyerah.

Dan kini, kami membuktikan bahwa kami berhasil meraih salah satu impian kami. Alhamdulillah. Skripsi ini kupersembahkan untuknya semoga dapat mewakili ucapan terima kasih yang luar biasa, spesial untuknya, wanita yang juga luar biasa.


Kalimat di atas adalah kutipan dalam sebuah Lembar Persembahan (skripsi).
Aku memberi ruang secara khusus, untuknya...
Seorang Partner Seperjuangan!

Kala itu, di Hari Wisuda, aku memeluknya dan memberikan bingkisan album foto untuknya.
Dengan penuh rasa bangga, tentunya!

"Kalo mau buka ini, harus sambil dengerin lagu SheilaOn7 yang judulnya 'Sebuah Kisah Klasik' ya!", pintaku.

Dan,
bagian ini adalah bagian akhir dalam album foto itu.



Jadi, awalnya ini adalah halaman kosong (tanpa foto).
Beberapa waktu lalu, aku memintanya mengirimkan foto albumnya.
Sekarang, halaman ini sudah tidak kosong lagi.
Dan,
ternyata sesuai dugaanku!
Dia cantik dengan kebaya dan toganya...



Kini,
Selain jarak sekitar 231km yang secara terang-terangan memisahkan kami,
Aktivitas kerja pun memaksa kami untuk semakin sulit berkomunikasi.

Ah,
aku rindu bersenda gurau,
berbagi tawa dan canda,
bercerita semua hal yang seolah tak ada akhirnya,
menghabiskan weekend di kamar kosan, walaupun cuma sekedar bermalas-malasan...

Ya Allah,
terima kasih telah mengijinkanku mengenalnya...
lindungi ia dalam setiap langkahnya...
berkahi ia dalam setiap karyanya...
tolong sampaikan salamku untuknya, betapa aku merindukan saat-saat bersamanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar