C-I-N-T-A...
Satu kata yang akrab di telinga manusia, tak peduli berapa pun usia mereka.
Ada yang bilang, "cinta penuh warna".
Bagaimana kah maksudnya?
Mungkinkan wajah menjadi pink-pink unyu ketika malu?
Atau berwarna merah ketika marah?
Lantas menjadi berwarna ungu ketika cemburu?
Lalu, akan menjadi warna apa ketika menahan rindu?
Entahlah...
Kalian pernah jatuh cinta?
Bagaimana rasanya?
Biasanya,
bagi yang punya gebetan akan merasa sangat senang ketika berpapasan, apalagi bisa saling beradu pandang.
bagi yang sudah menjadi pasangan akan selalu harap-harap cemas jika si dia tak memberi kabar, gadget pun akan terus dicek dengan hati berdebar-debar dan bisa berjumpa dengan si dia seolah menjadi kebahagiaan yang tak berbayar.
Lantas bagaimana bagi yang hubungannya baru saja berakhir?
Seperti apa rasanya?
Mungkin hatinya patah!
Kecewa kah?
Gelisah?
Gundah?
Dipenuhi amarah?
Betapa pun hancurnya, semoga bisa tetap mengendalikan diri dan tidak salah arah.
Bagi kalian yang sudah pernah berkenalan dengan cinta, tentu pernah merasakan pula warna-warninya.
Dari mulai melayang karena bahagia, sampai terpuruk karena kecewa.
Mau kah kalian memiliki pasangan yang akan terus membuat kalian bahagia, bahkan tak akan pernah membuat kecewa?
Aku akan mengenalkannya pada kalian.
Kalian siap?
Tarik nafas secara perlahan, tahan, dan hembuskan.
Ulangi.
Tarik nafas perlahan, tahan, dan hembuskan.
Ulangi dan lakukan setenang mungkin.
Rasakan setiap pergerakan dalam tubuh kalian, ketika paru-paru mengembang dan mengempis.
Tarik nafas perlahan, tahan, dan hembuskan.
Sekarang kalian boleh membuka mata kalian.
Pertanyaannya,
"Kalian tau salah satu keajaiban dunia yang juga disebut sebagai monumen cinta?"
Yap, bangunan Taj Mahal di India!
Konon katanya, Taj Mahal dibangun oleh Raja India sebagai bukti cinta untuk istrinya.
Kalian mau ada seseorang yang mencintai kalian hingga membuatkan bangunan megah sebagai bukti cintanya kepada kalian?
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang kalian coba perhatikan di sekitar kalian.
Betapa cantik dan luar biasa megahnya alam ini.
*Villa Lembah Pertiwi---Cibodas, 22-23 Desember 2014*
(pemukiman penduduk di malam hari, dilihat dari Villa Lembah Pertiwi)
(pelaksanaan PENSIL---Pentas Seni Islami, di sekitar api unggun)
(cantiknya Gunung Pangrango saat fajar)
(saung-saung, dengan background Gunung Pangrango)
(dari gerbang Villa Lembah Pertiwi, terpampang jelas megahnya Gunung Salak)
(menikmati dinginnya air di pagi hari, setelah mendaki bebeberapa ratus meter dari lokasi Villa)
(Kolam renang di dalam area Villa Lembah Pertiwi)
(kegiatan games peserta sebelum outbond, dengan background Gunung Pangrango)
(Kegiatan Outbond peserta di dalam area Villa Lembah Pertiwi)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Yap, Allah...
Dia membangun semua ini sebagai bukti cinta-Nya kepada kalian, bahkan tanpa kalian minta.
Semua yang ada di alam ini adalah salah satu cara Allah mengajarkan tentang cinta.
Dia meletakkan setiap benda di sudut yang tepat.
Dia mencerahkan alam ini dengan cahaya yang tepat.
Dia menumbuhkan rerumputan, menjaga keseimbangan pegunungan serta menurunkan hujan dengan kadar yang tepat.
Semua adalah bukti betapa cintanya Dia kepada kalian.
Agar di mana pun kalian berada, dari sudut mana pun yang kalian lihat, kalian akan semakin mencintai-Nya, memuji betapa besar kuasa-Nya dan menyadari betapa agungnya Dia.
Pertanyaan berikutnya,
"Diantara kalian ada yang pernah merasakan 'cinta yang bertepuk sebelah tangan'?"
Bagaimana rasanya?
Sakit kah?
*sakitnya tuh dimana?*
Sakitnya tuh di sini!
Lantas dengan rasa cinta yang telah Allah limpahkan kepada kita,
sudahkah kita membalas cinta-Nya?
Kalau biasanya ke gebetan/pasangan kita akan selalu merespon SMS/BBM/WhatsApp secepat mungkin, sudah kah kita merespon adzan yang berkumandang dengan bersegera melaksanakan sholat? Masih kah kita menunda-nunda waktu sholat?
Kalau biasanya saat gebetan/pasangan menghubungi via telepon/skype kita akan selalu senang mengobrol berlama-lama, sudah kah kita merasa senang untuk berlama-lama bermunajat kepada Allah dalam setiap sholat kita? Masih kah kita melaksanakan sholat dengan tergesa-gesa tanpa menikmati setiap doa dalam gerakannya?
Kalau biasanya sangat menanti-nanti pertemuan dengan gebetan/pasangan, sudah kah kita menanti-nanti kematian sebagai jalan untuk bertemu dengan Allah Sang Pencipta? Masih kah kita merasa belum siap mati (belum siap berjumpa dengan Rabb kita), padahal biasanya kita akan sangat bersuka cita ketika gebetan/pasangan ingin berjumpa dengan kita?
Kalau biasanya kita akan sangat menurut untuk melakukan apa pun yang gebetan/pasangan kita sukai, sudah kah kita menurut untuk melakukan apa pun yang Allah sukai? Masih kah kita lalai mengenakan hijab dalam menutup aurat, enggan bersedekah karena takut melarat, memakan harta orang lain demi menjadi konglomerat, atau menunda-nunda waktu sholat?
Jadi, jika kalian tau sakitnya cinta yang bertepuk sebelah tangan,
sudikah kalian membiarkan cintanya Allah bertepuk sebelah tangan kepada kita?
Jika sudah mencintai Allah, maka kita tak akan membiarkan diri kita dibenci sama Allah.
Maka kita akan melakukan hal-hal yang hanya akan membuat Allah semakin cinta sama kita.
Setiap kali ingin melakukan sesuatu, sepatutnya kita akan bertanya,
"akankah Allah ridho aku melakukan hal ini?"
Contoh sederhananya adalah ketika ingin keluar rumah (bagi kaum wanita), sudah kah kalian berdiri di depan cermin dan bertanya,
"apakah Allah meridhoi aku mengenakan pakaian ini ke luar rumah?"
Semoga pertanyaan itu akan membantu menuntun kita menuju koridor yang baik, menuju keridhoan-Nya di setiap langkah kita.
Jika sudah mencintai Allah, maka tak akan ada lagi keraguan dalam menjalani hidup.
Bukankah semua ini milik Allah?
Mau minta apa?
Pasangan yang cantik/tampan? Uang yang banyak? Keluarga yang harmonis? Otak yang cerdas? Teman-teman yang solid?
Semuanya sudah ada yang mengatur.
Lantas bagaimana cara kita mendekati Sang Pengatur?
Biasanya kita tetap menjaga komunikasi (entah lewat tlp/SMS/BBM/WhatsApp, dsb) dengan gebetan/pasangan dan memiliki jadwal rutin ketemu untuk saling melepas rindu adalah salah satu cara untuk bisa tetap dekat dengan gebetan/pasangan itu.
Maka sholat adalah cara Allah untuk tetap menjaga komunikasi dengan kita.
TENTANG SHOLAT
Bila kau anggap sholat itu hanya penggugur kewajiban, maka kau akan terburu-buru mengerjakannya.
Bila kau anggap sholat hanya sebuah kewajiban, maka kau tak akan menikmati hadirnya Allah saat kau mengerjakannya.
Anggaplah sholat itu pertemuan yang kau nanti dengan Tuhanmu.
Anggaplah sholat itu sebagai cara terbaik kau bercerita dengan Tuhanmu.
Anggaplah sholat itu sebagai kondisi terbaik untuk kau berkeluh kesah dengan Tuhanmu.
Anggaplah sholat itu sebagai seriusnya kamu dalam bermimpi.
Bayangkanlah ketika adzan berkumandang, tangan Allah melambai-lambai di depanmu untuk mengajak kau lebih dekat dengan-Nya.
Bayangkan ketika kau takbir, Allah melihatmu, Allah tersenyum untukmu dan Allah bangga terhadapmu.
Bayangkanlah ketika rukuk, Allah yang menopang badanmu hingga kau tak terjatuh, hingga kau rasakan damai dalam sentuhan-Nya.
Bayangkanlah ketika sujud, Allah mengelus kepalamu, lalu Dia berbisik lembut di kedua telingamu, "Aku mencintaimu hamba-Ku".
Bayangkan ketika kau duduk di antara dua sujud, Allah berdiri gagah di depanmu, lalu mengatakan, "Aku tak akan diam bila ada yang mengusikmu".
Bayangkan ketika kau salam, Allah menjawabnya, lalu kau seperti manusia berhati bersih setelah itu.
Dari sana kau tak akan terburu-buru dalam sholatmu.
Kau selalu tak sabar dipertemukan dengan sholat setelah kau mengerjakan sholat.
Dari sana kau akan selalu rindu.
Kau tak akan rela bila langsung meninggalkan tempat sujudmu.
Bisa jadi adzan berkumandang kau akan menangis.
Karena kau merasa Allah menantimu, Allah mau kau merapat dengan-Nya lebih dekat.
Bisa jadi takbir pertama kau langsung menangis.
Kau merinding karena pada saat itu kau bayangkan Allah melihat kau dengan senyuman.
- @orirabowo -
Yuk sama-sama kita perbaiki ibadah kita, terutama sholat kita!
Kita tingkatkan rasa cinta kita kepada Sang Pencipta, Sang Maha CINTA.
Karena...
Selagi uang mengatakan, "carilah aku, lupakan segalanya!"
Selagi waktu mengatakan, "kejarlah aku, lupakan segalanya!"
Selagi masa depan mengatakan, "perjuangkan aku, lupakan segalanya!"
Allah berkata, "ingatlah Aku, maka akan Aku berikan segalanya!"
[dikutip dari berbagai sumber]
Disampaikan oleh Nia Kurniawaty, sebagai materi dalam Kegiatan Tafakur Alam salah satu sekolah islam swasta---Cibodas, 22 Desember 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar