Sabtu, 11 Oktober 2014

Bermegah-megahan Dalam Harta

  

Bermegah-megahan dalam harta itu melalaikan karena ada masa setiap nikmat akan ditanyakan.

"Dunia ini celaka, karena setiap (amal) halal akan dihisab, sementara yang (amal) haram akan diadzab". (Ali bin Abu Thalib)

Lalu kita menyangka miskin berarti Allah murka, sedang gelimang harta adalah tanda Allah ridha.

Padahal Rasulullah mengkhawatirkan pada masa kita fitnah harta.
Layakkah apa yang dikhawatirkan Nabi menjadi puncak cita-cita?

Abdurrahman bin Auf menangis iri pada Mus'ab bin Umair yang wafat papah, sedang kita menangisi diri kenapa tak sampai sekaya Abdurrahman.

Jiwa-jiwa yang haus kekayaan dan hanya kilau dunia yang diharapkan.

Tersebab harta dia taat, tersebab ujian dia semangat.

Kasihan.


*diambil dari postingan Utadz Felix Siauw (re-establishment of Syariah-Khilafah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar