"Ibu, ngawas di ruangan ini lagi, Bu?" tanya seorang siswa ketika aku akan masuk ke ruang kelas.
"Emang kenapa?" aku balik mengajukan pertanyaan.
"Ya gapapa sih, Bu." jawab singkat anak itu, dilanjutkan dengan suara yang dipelankan, "Jadi susah aja nyonteknya!"
Nggak lama setelah aku ada di tengah-tengah ruangan, suasana kelas pun jadi ruaammmeeee!
Keliatan jelas kekecewaan mereka pas ngeliat pengawas di hadapannya.
Secara jamaah dan saling saut-sautan pun terdengar ucapan,
"YAH, UDAH, INI SIH FIX REMEDIAL!"
"YAUDAH SIH REMEDIAL RAME-RAME INI..."
Yap.
Kalimat semacam itu pun meramaikan suasana kelas!
Di dalam hati sebenernya sih aku mau ketawa ngakak :p
Puas juga rasanya...
Seenggaknya bisa menaklukan mereka (untuk sementara ini, semoga juga berhasil untuk kedepannya).
Di kelas itu emang terkenal anak-anak yang super duper aktifnya!
Dari mulai aktif mulutnya yang berkicau mancing respon temen-temnnya yang lain,
aktif kakinya---jalan-jalan seolah pantatnya mendidih kalo kelamaan duduk di bangku,
aktif tangannya---main handphone ataupun sekedar asik sendiri corat-coret di bukunya,
dan berbagai macam bentuk keaktifan lainnya.
Guru-guru lain pun cuma bisa senyum kecut kalo kebagian ngawas di kelas itu.
Ada yang nolak secara halus, "Saya udah pernah ngawas di ruangan itu, mau ngerasain ngawas di ruangan lain."
Ada juga yang terang-terangan nolak, "Enggak, saya enggak mau ah ngawas di ruangan itu!"
Lucunya,
selama pekan UTS, aku kedapetan tiga kali ngawas di ruangan itu.
Bayangin, tiga kali!
Ya jelas aja aku semakin hafal sama makhluk-makhluk (baca: siswa) di dalemnya.
Siapa-siapa aja yang punya contekkan,
Siapa-siapa aja yang bisik-bisik,
Siapa-siapa aja yang bisanya cuma bengong-bengong mandangin soal UTSnya (giliran waktu udah mepet, baru deh sibuk celingak-celinguk).
Sejujurnya, sedih sih ngeliat mereka kayak gitu...
Bisa diitung pake jari berapa orang yang serius ngerjain UTS.
Untuk anak-anak yang punya contekkan, biasanya aku deketin dan duduk disebelahnya. Alhasil, dia cuma bisa bengong-bengong doang tanpa ngerjain soal (yaiyalah, dia kan enggak bisa ngisi kalo enggak buka contekkan). Kasarnya, dia cuma bisa berharap aku segera pergi dari sampingnya.
Tuh, gimana enggak sedih sih kalo kelakuan yang katanya "pelajar" tapi kayak begitu?
Parahnya, enggak cuma satu atau dua siswa yang kayak begitu.
Giliran aku deketin siswa yang duduk di paling belakang, kesempatan buka contekkan dimanfaatin sama siswa yang duduknya di pojok paling depan.
Kayaknya dua sampai empat orang siswa perlu dijaga sama satu orang pengawas deh! Tapi kan enggak mungkin... Jumlah pengawas enggak sebanyak jumlah siswa. Bahkan setengahnya pun enggak!
Aku rasa, 'tugas' guru dan orang tua sekarang ini emang enggak mudah.
Semoga dari berbagai pihak bisa saling bekerjasama memperbaiki mental dan akhlak anak bangsa...
Semoga Sang Maha CINTA bersedia memberi kemudahan dan kelancaran jalan-Nya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar